10 Program pokok kerja PKK

Standar

PELAKSANAAN 10 PROGRAM POKOK PKK
PKK merupakan gerakan nasional untuk pembangunan keluarga berazazkan Pancasila dan UUD 1945, bertaqwa kepada Tuhan YME serta melakukan kegiatan secara terus menerus dan berkesinambungan untuk menghimpun dan membina masyarakat melalui pelaksanaan 10 program pokok PKK dengan sasaran terwujudnya keluarga sehat yang berkualitas hidup dalam suasana yang damai, aman, nyaman, tertib, tenteram, bahagia dan sejahtera.
Guna menyelaraskan program dan kebutuhan masyarakat diharapkan PKK mampu menampung aspirasi yang berkembang di masyarakat sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan dukungan dari pemerintah dan masyarakat.
Kegiatan PKK merupakan bagian dari pembangunan nasional yang terus menerus selaras dengan dinamika pembangunan. Gerakan PKK tetap memelihara hubungan konsultatif, koordinatif dengan tetap memperhatikan hirarki di seluru jenjang TP PKK. Hal ini menjadi ikatan yang kuat antar semua jajaran Gerakan PKK dari Pusat sampai kelompok-kelompok Darmawisata. Penerapan program dan kegiatan PKK secara terpadu dilaksanakan oleh Pokja-pokja dengan berpedoman pada 10 Program Pokok PKK sebagai berikut.
1. Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
Menumbuhkan ketahanan keluarga melalui kesadaran bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara perlu dilaksanakan pemahaman secara terpadu.
a. Pembinaan Kesadaran Bela Negara(PKBN)
b. Kesadaran Hukum
c. Pola Asuh Anak dan Remaja
d. Pemahaman dan Keterampilan Hidup (Life Skill and Parenting Skill)
e. Pemahaman Tertib Administrasi dalam rangka meningkatkan dan mewujudkan tertiba administrasi kependudukan di keluarga
2. Gotong Royong
Kegiatan gotong royong dilaksanakan dengan membangun kerjasama yang baik antar sesama keluarga, warga, dan kelompok untuk mewujudkan semangat persatuan dan kesatuan.
a. Menumbuhkan kesadaran, kesetiakawanan sosial, bertenggang rasa dan kebersamaan serta saling menghormati antar umat beragama
b. Memberdayakan LANSIA
c. Berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan bakti sosial, kegiatan Tentara Manuggal Membangun Desa (TTMD)
3. Pendidikan dan Keterampilan
Terdiri dari 13 program utama, diantaranya:
a. Meningkatkan kemampuan yang berkaitan pengetahuan, kesadaran, dan keterampilan keluarga
b. Menyusun modul dan mengadakan pelatihan BKB bagi TP PKK
c. Meningkatkan mutu dan jumlah pelatih PKK
d. Menyempurnakan modul-modul pelatihan serta mensosialisasikan TPK3PKK, LP3PKK, dan DAMAS PKK
e. Meningkatkan pengetahuan TP PKK dalam kegiatan Pos PAUD
f. Meningkatkan jumlah, pengetahuan, dan keterampilan kader dalam mendidik anak usia dini
g. Meningkatkan keterampilan kecakapan hidup (Life Skill)
h. Mengadakan monitoring dan evaluasi kegiatan Pos PAUD di TP PKK Provinsi
i. Meningkatkan kejar paket A, B, dan C
j. Meningkatkan dan menyuluh keluarga tentang Wajib Belajar 9 Tahun
k. Meningkatkan pendidikan dan keterampilan keluarga serta pengembangan keaksaraan fungsional
l. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan baca tulis serta membudayakan minat baca masyararkat
m. Meningkatkan pelaksanaan kerjasama dengan mitra sebagai pendamping
4. Pengembangan Kehidupan Berkoperasi
Terdiri dari 7 program utama, diantaranya:
a. Melaksanakan evaluasi UP2K-PKK dan mengadakan lomba UP2K
b. Mengadakan pelatihan UP2K-PKK
c. Mendata ulang jumlah kelompok-kelompok UP2K-PKK
d. Mengatasi cara pemecahan masalah mengenai permodalan untuk kegiatan UP2K-PKK
e. Mengupayakan pemasaran UP2K PKK
f. Memotivasi keluarga agar mau menjadi anggota koperasi
g. Mendorong terbentuknya koperasi yang berbadan hukum yang dikelola TP PKK
5. Pangan
Terdiri dari 9 program utama, diantaranya:
a. Mewujudkan Ketahanan Pangan Keluarga melalui keanekaragaman pangan
b. Peningkatan pangan keluarga sehari-hari
c. Mewaspadai terjadinya keracunan pangan
d. Meminimalkan budaya / tradisi pangan yang merugikan kesehatan
e. Mengoptimalkan HATINYA PKK dengan tanaman pangan, dan tanaman produktif
f. Mengembangkan industri pangan rumah tangga dan mengadakan penyuluhan, orientasi, dan pelatihan untuk menunjang pemasaran
g. Mengadakan lomba masak secara berjenjang
h. Pemanfaatan tanaman tepat guna (TTG) untuk menunjang usaha agrobisnis, holtikultura, tanaman buah, perikanan, peternakan, dan lain-lain
i. Menyempurnakan dan sosialisasi buku Reran PKK
6. Sandang
Terdiri dari 4 program utama, diantaranya:
a. Mengupayakan adanya hak paten untuk melindungi hak cipta desain
b. Mengupayakan keikutsertaan dalam pameran dan lomba baik tingkat lokal, nasional, maupun internasional
c. Mengadakan kerjasama dengan para desainer, pengusaha, industri sandang dan pariwisata
d. Membudayakan perilaku berbusana sesuai dengan moral budaya Indonesia dan meningkatkan kesadaran masyarakat mencintai produksi dalam negeri
7. Perumahan dan Tata Laksana Rumah Tangga
Terdiri dari 5 program utama, diantaranya:
a. Menumbuhkembangkan kembali program Pemugaran Perumahan dan Lingkungan Desa Terbadu (P2LDT)
b. Meningkatkan pemasyarakatan tentang perumahan sehat dan layak huni
c. Pemasyarakatan dan pemanfaatan TTG dalam rumahtangga, sarana, dan prasarana perumahan serta hemat energi dan mencegah pemborosan
d. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang tata laksana rumah tangga
e. Meningkatkan penerapan pola hidup/perilaku bagi penghuni rumah susun
8. Kesehatan
Terdiri dari 11 program utama, diantaranya:
a. Memantapkan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) dalam upaya menurunkan prevalensi anak balita kurang gizi
b. Penyediaan Makanan Tambahan bagi Anak Sekolah (PMT-AS)
c. Menjadikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai kebiasaan hidup sehari-hari
d. Usaha Kesehatan Sekolah
e. Membudayakan Lima Imunisasi Dasar Lengkap dan rutin
f. Meningkatkan kesadaran Pasangan Usia Subur(PUS) tentang manfaat pemakaian alat kontrasepsi
g. Meningkatkan penyuluhan pencegahan penyakit menular dan tidak menular
h. Meningkatkan tanam dan pelihara pohon dalam upaya kelestarian lingkungan hidup
i. Mendorong swadaya masyarakat dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKBAL)
j. Pemahaman tertib administrasi dalam rangka meningkatkan dan mewujudkan tertib administrasi kependudukan di keluarga
k. Optimalisasi Posyandu
9. Kelestarian Lingkungan Hidup
Terdiri dari 10 program utama, diantaranya:
a. Meningkatkan kesadaran tentang kebersihan pengelolaan kamar mandi dan jamban keluarga, Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
b. Menanamkan kebiasaan memilah sampah organik dan non-organik serta Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di tempat yang benar
c. Mendaur ulang limbah
d. Mengadakan lomba/pelaksana terbaik lingkungan bersih dan sehat
e. Membudayakan Lima Imunisasi Dasar Lengkap dan rutin
f. Peningkatan pengetahuan tentang pengadaan, pemakaian, dan penghematan air bersih dan sehat dalam keluarga
g. Pengembangan kualitas lingkungan dan pemukiman, kebersihan dan kesehatan, pada pemukiman yang padat
h. Pencegahan banjir dengan tidak menebang pohon sembarangan
i. Program sejuta pohon sebagai paru-paru kota dan pencegahan polusi udara
j. Pemanfaatan jamban dan air bersih dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat
k. Memasyarakatkan biopori (lubang resapan) untuk mencegah genangan dan resapan air
10. Perencanaan Sehat
Terdiri dari 6 program utama, diantaranya:
a. Meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya pemahaman dan kesertaan dalam program keluarga berencana
b. Meningkatkan kemampuan perencanaan kehidupan keluarga sehari-hari dengan cara membiasakan menabung
c. Kegiatan Kesatuan Gerak PKK KB-KES dalam upaya meningkatkan cakupan hasil pelayanan KB-KES
d. Peringatan Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) dalam upaya peningkatan ketahanan keluarga
e. Meningkatkan penyuluhan kesehatan reproduksi bagi remaja dan calon pengantin
f. Mengatur keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keuangan keluarga

PEREMPUAN DAN KETAHANAN PANGAN KELUARGA DI KECAMATAN KARIMUNJAWA KABUPATEN JEPARA.(karya Ilmiah)

Standar

PEREMPUAN DAN KETAHANAN PANGAN KELUARGA DI KECAMATAN KARIMUNJAWA KABUPATEN JEPARA.
OLEH : FARISTIANA TP. PKK KECAMATAN KARIMUNJAWA

Persoalan ketahanan pangan menjadi isu yang senantiasa relevan untuk diperbincangkan. Ketahanan pangan menyangkut kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi selain sandang dan papan. Hingga saat ini, ketahanan pangan di Karimunjawa diakui masih sangat kurang, sehingga kemungkinan Karimunjawa akan terkena dampak dari terganggunya suplai pangan dari Jepara. Penyebab kerawanan ketahanan pangan Karimunjawa bersumber dari:
1. kurangnya diversifikasi pangan,
2. ketergantungan dengan pihak lain,
3. dan kurangnya produksi pangan di masyarakat.
Menurut PP No. 28 tahun 2004, Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.
Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.
Hingga saat ini beras masih menjadi sumber pangan utama yang dikonsumsi masyarakat. Bahan pangan lain seperti ketela, jagung, dan umbi-umbian belum menjadi pilihan utama masyarakat Karimunjawa. Permintaan beras selalu meningkat, sementara produksi di kecamatan Karimunjawa sangat minim bahkan hampir tidak ada. Akibatnya, pilihan suplai beras dari Jepara dianggap sebagai solusi terbaik dan jalan satu-satunya untuk memenuhi kebutuhan pokok.
Saat kondisi musim barat sering muncul berita “menghebohkan” bahwa terjadi kelaparan dan kelangkaan pangan di pulau Dewa Daru ini. Pemprov dan pemda kelabakan memberikan klarifikasi tentang kondisi pangan di Karimunjawa. bagaimana sebenarnya kondisi pangan dan kebijakan apa yang bisa dibuat untuk mengatasi kondisi pangan di sana? Benarkah terjadi kelaparan di Karimunjawa sebagaimana di kabarkan media saat musim barat?
Maxwell and Frankenberger 1992 mendefinisikan Kerawanan pangan kronis adalah ketidak mampuan untuk memperoleh kebutuhan pangan setiap saat, sedangkan kerawanan pangan sementara adalah kerawanan pangan yang terjadi secara sementara yang diakibatkan karena masalah kekeringan banjir, bencana, maupun konflik sosial.
Kepulauan Karimunjawa yang dikelilingi pulau-pulau kecil terletak 110 kilometer di timur laut Semarang, dan aksesibilitas menuju kepulauan ini sangat bergantung pada kondisi pelayaran. Masalah pertama yang sering dihadapi adalah kurangnya pasokan bahan makanan. Kedua; penanganan yang dilakukan pemerintah masih bersifat instan belum ada model pengembangan ketahanan pangan yang membuat tidak jelasnya penanganan masalah kerawanan pangan.
Ketergantungan Karimunjawa terhadap suplai pangan dari Jepara memang sangat besar. Karimunjawa dengan luas 4.302 ha ini hanya memiliki lahan pertanian produktif sekitar 62 ha. Pulau Kemujan dengan luas 1.501 ha memiliki lahan produktif pertanian seluas 210 ha, sedangkan Parang (termasuk Pulau Nyamuk) dengan luas 690 ha, sebagian besar lahannya produktif untuk pertanian, yakni 400 ha. Masalah ketiga adalah tidak adanya kebijakan atau road map pengembangan pangan yang membuat gelap kemandirian pangan di Karimunjawa.
Dalam masalah ini peran perempuan dalam menjaga ketahanan pangan keluarga setidaknya terbagi dalam tiga hal: pertama, kemampuan untuk mengatur ekonomi keluarga sehingga mampu untuk membeli kebutuhan pangan. Pepatah mengatakan tidak boleh besar pasak daripada tiang (pengeluaran tidak lebih besar dari pendapatan). Kemampuan seorang ibu untuk mengatur ekonomi keluarga akan sangat berpengaruh pada ketahanan pangan keluarga. Penghasilan yang diperoleh dibelanjakan sesuai dengan prioritas kebutuhan. Skala prioritas dalam mengelola keuangan keluarga menjadi pertimbangan dalam mengalokasikan penghasilan. Pada titik inilah kontinuitas ketahanan pangan keluarga dipertaruhkan. Jika seorang ibu tidak mampu mengelola ekonomi keluarga, maka ketahanan pangan juga akan terganggu.
Kedua, kreatifitas perempuan dalam melakukan diversifikasi pangan. Seorang anak yang sejak kecil dibiasakan untuk mengkonsumsi karbohidrat dari beragam jenis makanan seperti ketela, jagung dan sagu kelak akan terbiasa mengkonsumsi pangan non beras. Kreatifitas perempuan dalam menyajikan diversifikasi pangan ternyata juga dipengaruhi kondisi alam dan sosial budaya di sekitarnya.
Sebagai contoh kaum perempuan di Desa Parang memproduksi makanan non beras yang diberi nama Pohong Bosok (terbuat dari ketela pohon) yang bisa di konsumsi sebagai penganti beras. Kondisi alam yang mengandalkan suplai makanan dari Jepara. Untuk mengantisipasi kondisi ini perempuan di Desa Parang sudah menyiapkan makanan pokok berbahan ketela agar ketahanan pangan keluarga tetap terjaga. Ketela termasuk bahan pangan yang bisa diolah menjadi beragam jenis makanan. Selain gaplek dan tiwul, ketela juga bisa diolah menjadi pohong bosok seperti yang disebutkan diatas.
Ketiga, kreatifitas untuk memanfaatkan lahan kosong dan memanfaatkan benda-benda di sekitar yang dianggap masih berguna misalnya kerang dan benda-benda yang ada di sekitar sebagai hiasan lampu, gantungan kunci dan lainnya. Para ibu yang tinggal di Desa Nyamuk, Parang, dan Kemujan bisa memanfaatkan lahan disekitar untuk menanam beragam sayuran dan berbagai macam tumbuhan yang bermanfaat bagi keluarga.
Upaya memanfaatkan lahan kosong juga bisa dikelola di tingkat rukun tetangga. Ibu-ibu anggota PKK biasanya memiliki program untuk menunjang pangan keluarga. Selain tanaman pangan lahan kosong juga sering dimanfaatkan untuk menanam tanaman obat keluarga. Model kreatifitas yang dilakukan secara serentak di berbagai tempat bermanfaat untuk mendayagunakan potensi tanah yang subur di desa-desa kecamatan Karimunjawa. Tindakan nyata tersebut berguna untuk memberikan contoh, memberikan motivasi dan membangkitkan semangat generasi muda agar mau terjun ke bidang pertanian. Potensi agraris yang dimiliki bangsa ini sering tidak dilirik oleh generasi muda karena dianggap sebagai pekerjaan yang tidak menjanjikan.
Peran-peran nyata dari perempuan dalam menopang ketahanan pangan keluarga menjadi konstribusi nyata untuk menunjang ketahanan pangan di Kecamatan Karimunjawa. Sebagai Taman Nasional Karimunjawa, persoalan ketahanan pangan semestinya menjadi prioritas yang harus diselesaikan. Diperlukan sebuah perencanaan yang matang dan konsisten agar ketahanan pangan tetap terjaga. Laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan semakin banyaknya wisatawan akan menimbulkan permasalahan di bidang pangan. Kondisi ini harus dipikirkan dengan seksama agar tragedi kekurangan pangan di tahun-tahun sebelumnya tidak terjadi di Karimunjawa dan menjadi pembangunan yang berkelanjutan. Menurut Brundtland (dalam buku Imam Supardi), pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan untuk memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Disinilah peran perempuan sangat nyata dalam meningkatkan ketahanan pangan keluarga di Kecamatan Karimunjawa yang memang sangat rawan dengan kekurangan pangan pada musim Baratan. Karena meningkatnya ketahanan pangan keluarga akan berdampak juga meningkatnya ketahanan pangan nasional.

DAFTAR PUSTAKA

Supardi, Imam. Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. 2003. Bandung: PT. Alumni.
Abdullah, Riyono. Kebijakan Pangan di Karimunjawa. 2011. http://suaramerdeka.com.
Mubarok. Peran Perempuan dalam Ketahanan Pangan Keluarga. 2012. http://ekonomi.kompasiana.com.
Hukum Online. PP No 28 Tahun 2004. http://www.hukumonline.com

STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD MODUL 2 (PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR)

Standar

STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD (PDGK4105)

MODUL 2
PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Oleh Kelompok 1:
SITI ZUHRIYAH
FARISTIANA (825596247)
FITRIYAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-UT SEMARANG
TAHUN 2015
PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

KEGIATAN BELAJAR 1
PENGERTIAN BELAJAR
A. PENGERTIAN BELAJAR
Pengertian Belajar menurut definisi lama adalah menambah dan mengumpulkan pengetahuan. Yang diutamakan dalam definisi ini adalah penguasaan pengetahuan sebanyak-banyaknya untuk menjadi cerdas atau membentuk intelektual, sedangkan sikap dan keterampilan diabaikan. Sedangkan menurut pendapat modern yang muncul pada abad 19 menganggap bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku (a change in behaviour). Jadi, belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui latihan dan perubahan itu disebabkan karena ada dukungan dari lingkungan yang positif yang menyebabkan terjadinya interaksi edukatif. Perubahan tersebut terjadi secara menyeluruh meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Pendapat lain mengemukakan bahwa belajar adalah proses pengalaman (learning is experience), artinya belajar itu suatu proses interaksi antara individu dengan lingkungannya. Dalam interaksi tersebut terjadi prose mental, intelektual, dan emosional yang pada akhirnya menjadi suatu sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimilikinya.
Definisi belajar yang umum diterima saat ini ialah bahwa belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru, secara keseluruhan sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
B. HAKIKAT BELAJAR
Belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses, artinya dalam belajar akan terjadi proses melihat, membuat, mengamati, menyelesaikan masalah atau persoalan, menyimak, dan latihan. Seseorang dapat dikatakan belajar karena adanya indikasi melakukan proses tersebut secara sadar dan menghasilkan perubahan tingkah laku siswa yang diperoleh berdasarkan interaksi dengan lingkungan.
Ada 4 pilar yang perlu di perhatikan dalam belajar yaitu belajra untuk mengetahui ( learning to know ) belajar untuk berbuat ( lerning to do ) belajar untuk hidup bersama ( lerning to live together ) dan belajar untuk menjadi ( learning to be ) semua itu harus di terapkan pada peroses belajar di sekolah dasar baik dalam kelas ataupun luar kelas.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR
Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya:
1. Faktor dari dalam diri siswa; diantaranya kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan, serta kebiasaan siswa.
2. Faktor dari luar diri siswa; diantaranya adalah lingkungan fisik dan nonfisik (termasuk suasana kelas dalam belajar), lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah.

KEGIATAN BELAJAR 2
KARAKTERISTIK PROSES BELAJAR DAN TAHAPAN
PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

Proses belajar merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar dalam belajar, esensinya adalah rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa dalam upaya mengubah prilaku yang dilakukan secara sadar melalui interaksi dengan lingkungan. Proses belajar mengajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh desain pelajaran maupun strategi yang diterapkan oleh guru dalam pembelajaran.
Salah satu faktor yang dominan untuk dipertimbangkan dalam melakukan proses belajar adalah pebelajar (siswa) itu sendiri. Siswa merupakan individu yang utuh sekaligus sebagai makhluk sosial yang memiliki potensi yang berbeda-beda. Berdasarkan teori perkembangan setiap siswa memiliki tahapan perkembangan sesuai dengan tingkat usianya. Artinya setiap proses belajar yang ditempuh siswa harus berdasarkan pada fase perkembangannya.
Seperti telah dikemukakan, bahwa proses belajar merupakan rangkaian aktivitas siswa melalui pengalaman belajar (learning experience) untuk membentuk perilaku siswa.
A. KARAKTERISTIK PROSES BELAJAR DI SEKOLAH DASAR
1. Proses Belajar Berdasarkan Teori dan Tipe Belajar
a. Teori Belajar
Ada beberapa teori belajar yang dikaji sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan proses belajar di Sekolah Dasar.
1. Teori Belajar Displin Mental
Karakteristik teori belajar ini menganut prinsip bahwa manusia memiliki sejumlah daya mental seperti daya untuk mengamati, menanggapi, mengingat, berpikir dan sebagainya yang dapat dilatih dan didisplinkan. Proses belajar berpikir, mengamati dan mengingat dapat dilakukan siswa SD kelas rendah, yang meliputi a) belajar mengidentifikasi ciri-ciri karakteristik suatu benda atau kejadian, misalnya; “menguraikan atau menjelaskan ciri-ciri tumbuhan hijau”. b) menyebutkan kembali nama-nama ibu kota provinsi di Indonesia. Belajar itu sendiri merupakan upaya untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki individu. Potensi-potensi yang dimiliki individu dapat dikembangkan secara optimal melalui kegiatan belajar.

2. Teori Belajar Asosiasi
Rumpun teori belajar ini identik dengan teori behaviorisme yang biasa disebut S-R Bond. Teori belajar asosiasi ini berdasarkan pada perubahan tingkah laku yang menekankan pola perilaku baru yang diulang-ulang sehingga menjadi aktivitas yang otomatis. Dalam teori ini, belajar lebih mengutamakan stimulus-respons yang membetuk kemampuan siswa secara spesifik dan terkontrol. Hukuman (punishment) dan ganjaran (reward) merupakan penguatan (reinforcement) yang dipakai. Pelopor aliran ini diantaranya Edward L. Thorndike.
3. Teori Insight
Menurut teori ini belajar adalah mengubah pemahaman siswa. Perubahan ini akan terjadi apabila siswa menggunakan lingkungan. Belajar adalah suatu proses yang bersifat eksploratif, imajinatif, dan kreatif. Belajar selalu diarahkan untuk mengembangkan kemampuan tingkat tinggi yaitu berpikir tinggi.
4. Teori belajar Gestalt
Menurut teori belajar ini siswa merupakan individu yang utuh. Oleh karenanya, belajar lebih mengutamakan keseluruhan, kemudia melihat bagian-bagiannya yang mengandung makna dan hubungan. Pembelajaran selalu diberikan dalam bentuk problematik, aktual dan nyata (sedang terjadi saat ini maupun saat yang akan datang).
Siswa belajar melakukan pemecahan masalah (problem solving), melakukan penyelidikan (inquiry), melakukan penemuan (discovery) dan kajian (investigation).
Dalam prakteknya penerapan teori belajar tersebut digunakan bercampur, tidak murni satu per satu.
b. Tipe Belajar
Menurut Gagne (1970) ada 8 tipe belajar yang dapat dilakukan siswa untuk mencapai proses dan hasil belajar yang optimal, yaitu:
1. Signal learning (belajar melalui isyarat)
2. Stimulus-respon learning (belajar melalui rangsangan tindak balas).
3. Chaining learning (belajar melalui perangkaian)
4. Verbal association learning (belajar melalui perkaitan verbal)
5. Discrimination learning (belajar melalui membeda-bedakan)
6. Concept learning (belajar melalui konsep)
7. Rule learning (belajar melalui aturan-aturan)
8. Problem solving learning (belajar melalui pemecahan masalah)
c. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. Kulminasi akan selalui diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari. Bentuk perubahan tingkah laku harus menyeluruh secara komperhensif sehingga menunjukkan perubahan tingkah laku seperti contoh di atas.
Untuk melihat hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis dan ilmiah pada siswa Sekolah Dasar, dapat dikaji proses maupun hasil berdasarkan : 1) kemampuan membaca, mengamati dan atau menyimak apa yang dijelaskan atau diinformasikan; 2) kemampuan mengindentifikasi atau membuat sejumlah (sub-sub) pertanyaan berdasarkan substansi yang dibaca, diamati dan atau didengar; 3) kemampuan mengorganisasi hasil-hasil identifikasi dan mengkaji dari sudut persamaan dan perbedaan; dan 4) kemampuan melakukan kajian secara menyeluruh.
B. TAHAPAN PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH DASAR
Perkembangan siswa Sekolah Dasar usia 6-12 tahun yang termasuk pada perkembangan masa pertengahan (middle childhood) memiliki fase-fase yang unik dalam perkembangannya yang menggambarkan peristiwa penting bagi siswa yang bersangkutan. Tahapan perkembangan siswa dapat dilihat dari aspek perkembangan berikut:
1. Perkembangan Fisik
2. Perkembangan Sosial
3. Perkembangan Bahasa
4. Perkembangan Kognitif
5. Perkembangan Moral
6. Perkembangan Ekspresif
7. Aspek-aspek inteligensi
KEGIATAN BELAJAR 3
KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
Secara umum karakteristik pembelajaran di Sekolah Dasar adalah :
1. Kelas 1 dan kelas 2 Sekolah Dasar berorientasi pada pembelajaran fakta, lebih bersifat konkret atau kejadian-kejadian yang ada di sekitar lingkungan siswa. Dalam kurikulum 2004 pembelajaran dilakukan dengan pendekatan tematik.
2. Kelas 3 siswa sudah dihadapkan pada konsep generalisasi yang dapat diperoleh dari fakta atau dari kejadian-kejadian yang konkret, hal ini lebih tinggi dari kelas 1 dan 2.
3. Kelas 4, 5, dan 6 atau disebut sebagai kelas tinggi siswa dihadapkan pada konsep-konsep atau prinsip-prinsip penerapannya.
A. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN DI KELAS RENDAH
Pembelajaran di kelas rendah dilaksanakan berdasarkan rencana pelajaran (silabus) yang telah dikembangkan oleh guru. Pembelajaran konkret lebih sesuai diberikan pada siswa kelas rendah (kelas 1, 2, 3) di Sekolah Dasar. Proses pembelajaran ini harus dirancang oleh guru sehingga kemampuan siswa, bahan ajar, proses belajar dan sistem penilaian sesuai dengan taraf perkembangan siswa.
Dalam pengembangan kreativitas siswa proses pembelajaran diarahkan supaya siswa melakukan kegiatan kreativitas yang sesuai dengan tingkat perkembangannya, misalnya memecahkan permasalahan melalui permainan sehari-hari. Di bawah ini adalah beberapa contoh kegiatan belajar yang dapat dilakukan siswa Sekolah Dasar di kelas rendah.
1. Menggolongkan peran anggota keluarga.
2. Menerapkan etika dan sopan santun di rumah, sekolah dan di lingkungan.
3. Menggunakan kosa kata geografi untuk menceritakan tentang tempat.
4. Menceritakan cara memanfaatkan uang secara sederhana melalui jual beli barang dan
menabung.
5. Menceritakan masa kecilnya melalui bantuan foto maupun dari cerita orangtuanya.
6. Melakukan mekanika tubuh yang baik dalam duduk, berdiri dan berjalan.
Dan selanjutnya bisa di lihat di hal 2.32
B. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN DI KELAS TINGGI
Esensi proses pembelajaran di kelas tinggi (kelas 4, 5, 6) adalah suatu pembelajaran yang dilaksanakan secara logis dan sistematis untuk membelajarkan siswa tentang konsep dan generalisasi sehingga penerapannya (menyelesaikan soal, menggabungkan, menghubungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat dan membagi).
Di bawah ini ada beberapa contoh kegiatan belajar yang dapat dilakukan siswa di kelas tinggi Sekolah Dasar.
1. Mendeskripsikan aturan-aturan yang berlaku di keluarga.
2. Membandingkan kelompok-kelompok sosial di masyarakat.
3. Menyajikan hubungan antara sumber daya alam dengan kegiatan ekonomi setempat.
4. Melakukan diskusi kelompok tentang jual-beli.
5. Menafsirkan peninggalan-peninggalan sejarah.
6. Melakukan latihan untuk meningkatkan kualitas fisik-motorik.
7. Memperagakan berbagai keterampilan yang dihubungkan dengan keselamatan diri.
Selanjutnya lihat halaman 2.34
Dari ontoh-contoh diatas tergambar bahwa pembelajaran di Sekolah Dasar khususnya kelas tinggi banyak menggunakan pembelajaran yang berbasis masalah, menggunakan pendekatan konstruktivis, melakukan aktivitas menyelidik, meneliti.

Pulau Nyamuk (nyamuk Island)

Standar

Nama Pulau Nyamuk Luas 125 Hektar
Seksi Parang Garis Bujur 110o10’44” S.D 110o11’50” BT
Zonasi Pemukiman Garis Lintang 5o48’39” S.D 5o49’17” LS
Pemilik Lahan Penduduk
Jenis Tanah
Tofografi Lahan lebih tinggi dan lebih subur
Geologi
Batas Utara Laut Jawa
Batas Utara Laut Jawa
Batas Timur Laut Jawa
Batas Barat Laut Jawa
Air Tawar ya
Jumlah Dengan kedalaman 5 M,
setelah menjadi dukuh beberapa tahun lamanya, ahirnya pada tanggal 8 Agustus 2011 pulau kecil yang terletak paling barat Karimunjawa ini diresmikan oleh Bupati Hendro Martojo, MM. menjadi desa Nyamuk pemekaran daridesa Parang. dengan dijadikannya sebuah desa, membuat warga pulau Nyamuk tidak begitu kesulitan mendapatkan pelayanan dari kelurahan karen tidak mengeluarkan banyak tenaga, waktu, dan biaya. Jarak tempuh antara pulau Nyamuk dan pulau Parang sendiri kurang lebih 1 jam menggunakan kapal,jika selamanya pulau Nyamuk menjadi dukuh akan menjadi beban tersendiri bagi warganya. Untuk saat ini di Desa Nyamuk Kecamatan Karimunjawa Kabupaten Jepara Jawa Tengah ada 185 KK, ada 1 PAUD,1 TK, 1 TPQ, 1 SD, dan 1 MADIN. harapannya ada SLTP sehingga bagi anak yang tidak mau keluar dari pulau Nyamuk bisa melanjutkan di desanya sendiri karena melanjutkan di luar itu juga butuh biaya banyak.

PESONA ALAM PULAU NYAMUK

Namanya aja pulau Nyamuk pasti menggemaskan kan??? Eitttzzzz tp jangan salah menggemaskannya disini gemezzz gak pengen balik kalo udah di pulau Nyamuk. Keindahan panta, laut serta kesuburan tanahnya membuat pengunjung bilan “SUBHANALLAH” “WOOOWW” ahirnya “AMAZING!!”.
Nyamuk bukan berarrti binatang nakal yang suka menghisap darah kita loohhh tapi ada kepanjangannya yaitu “Nyantri Mukti” sama gak yaaa dengan penduduknya yang juga santri mukti hehehehehehehehehhee
Supaya tidak penasaran, cepetan deh berkunjung ke pulau Nyamuk dijamin PUASSSS!!! jangan kawatir kalo tidak ada lampu, diPulau Nyamuk sudah ada Solar Cell lohhhhh